SECANGKIR ILMU PAHAM
" Tingkat terbawah dalam ilmu adalah *paham*.
Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.
Tingkat ke dua terbawah adalah *kurang paham*. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham.
Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul2 pemahaman yang benar.
.....
Naik setingkat lagi adalah mereka yang *salah paham*. Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.
Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah *gagal paham* Gagal paham ini biasanya lebih karena
*kesombongan*
Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain.
Tidak mau lagi menerima masukan dr siapapun (baik dari nasehat dll ), atau pilih pilih hanya mau menerima ilmu (nasehat) dari yg dia suka saja... Bukan ilmu yg disampaikan tapi siapa yg menyampaikan
...
Tertutup hatinya.
Tertutup akal pikirannya,
Tertutup pendengaranya.
Tertutup logikanya.
_Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri._
....
*Parahnya,*
...
ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan tertawaan orang yang paham.
Ia tetap dengan dirinya
dan bangga dengan
*ke-gagal paham* annya..."
"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa gak terbalik ?"
"Orang semakin paham akan semakin membumi".
Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa.
Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya.
Ia tidak melihat siapa yang bicara tetapi apa yg disampaikan.
Ia paham,
....
*ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah.*
Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi.
*Ia seperti balon gas* yang berada di awan.
Ia terbang dengan kesombongannya,
...
Memandang rendah ke ilmuan lain yang tak sepaham dengan nya,
...
*Dan merasa akulah kebenaran...*
...
Masalahnya,
ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak.
...
Sering berubah arah tanpa kejelasan pasti..
...
Akhirnya ia terbawa ke mana2 sampai terlupa jalan pulang.
Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya.."
...
Akan mengakui ke gagal pahamannya..
Dengan penyesalan yang amat sangat dalam.
"Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu merendah.
Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.."
Ternyata di situlah kuncinya.
*"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan tak pernah melukai hati siapapun yang mendengarnya dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya selalu hanya ingin perkataanya saja yang paling benar dan harus didengar..."*
"Ilmu itu open ending"
Makin digali makin terasa dangkal.
Jadi kalau ada org merasa sudah tau segalanya berarti tidak tau apa2"
Semoga Bermanfaat...